02 September 2010

BlackBerry Mulai Ditinggalkan Pebisnis?


Washington - Harus diakui, BlackBerry termasuk smartphone paling populer, contohnya di Indonesia. Namun disinyalir, loyalitas para pebisnis terhadap gadget buatan Research in Motion (RIM) itu mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan, setidaknya di Amerika Serikat.

Survei terbaru dari badan riset Sanford C. Bernstein menyebutkan bahwa tiga perempat dari 200 perusahaan di AS menyatakan sebagian karyawan mereka telah memilih memakai handset selain BlackBerry. Penurunan pemakaian terbesar datang dari kalangan perbankan, hukum, dan pemerintahan.

"Kami memperkirakan perusahaan tersebut akan mengadopsi solusi selain BlackBerry sehingga meningkatkan tekanan pada RIM," demikian pendapat lain dari Pierre Ferragu, analis dari Wall Street.


Beberapa analisis lainnya juga telah memprediksikan penurunan popularitas BlackBerry. Misalnya, lembaga riset Nielsen C. menyatakan pertumbuhan pelanggan baru BlackBerry anjlok lebih dari separuh karena konsumen setianya berencana beralih ke iPhone atau Android.

Sedangkan seperti dilansir PCWorld dan dikutip detikINET, Kamis (2/9/2010), NPD Group mengungkap bahwa pada kuartal kedua 2010, Android memegang pangsa pasar smartphone di AS sebesar 33% diikuti BlackBerry dengan 28%. Di posisi berikutnya ada iPhone dengan pangsa pasar 22%.

Upaya RIM menghadirkan produk baru BlackBerry Torch memang mendapat pujian. Namun ponsel tersebut dinilai mendapat tantangan sangat keras dari gadget Android dan iPhone. Pastinya BlackBerry masih kuat posisinya saat ini dan perlu waktu untuk melihat apakah prediksi para ahli tersebut benar.
from : detik.com

7 Cara Berfikir BAHAGIA


1.       Jangan biarkan pikiran-pikiran beracun membanjiri sukma.
Kenali pikiran-pikiran negatif dan tantang dengan bukti-bukti, saran profesor psikologi Cristoper Peterson, Ph.D. Jika terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, coba anggap masalah itu sebagai sesuatu yang bersifat sementara dan disebabkan faktor-faktor eksternal yang tak bsa Anda ubah, bukan karena yang tak bisa Anda ubah, bukan karena nasib atau karena kelemahan anda.
2.       Hindari bicara negatif pada diri sendiri dan pemikiran global.
Ganti kata-kata ‘selalu’ dan ‘tak pernah’ seperti dalam kalimat,”Saya tak pernah bisa mengerjakannya dengan baik lagi’, dengan pernyataan yang lebih sempit seperti,’Saya lupa bahwa kunci hari ini. Lain kali saya akan meletakkannya di dekat pintu.’
3.       Tudingkan jari kepada orang lain.
Kedengarannya jelek. Tapi jika masalah yang Anda hadapi desebabkan orang lain, akan lebih sehat jika Anda menyalahkan orang itu dari pada menghukum diri sendiri.”Siapa bilang orang optimis lebih baik? Orang optimis itu lebih sehat,”kata Peterson.
4.       Ajari diri Anda untuk menjadi pemenang dengan memenangkan diri  anda.
Paling sedikit 2 kali dalam seminggu, kerjakan sesuatu yang menyenangkan, yang anda tahu bisa Anda bisa lakukan dengan baik.  Apakah menyanyi, menggambar, berkebun, atau menjadi relawan.
5.       Rayakan keberhasilan setiap hari.
Jika Anda bisa tetap tenang ditengah lalu lintas yang semrawut atau joging di saat merasa malas, beri nilai 9 pada diri Anda.
6.       Cari teman-teman yang optimistik.
Kita akan menjadi seperti orang-orang yang berada di sekeliling kita, kata Peterson. “Beberapa tahun lalu, saya dan rekan sekerja saya sering pergi bersama dalam acara yang kami sebut happy hour. Biasanya kami duduk-duduk disuatu tempat, bicara dalam suasana muram. Sekarang saya punya pekerjaan baru dan teman-teman baru. Kami juga pergi jalan-jalan dalam acara happy hour tapi suasana menyenangkan.
7.       Jangan terima jalan buntu.
Saat menemukan jalan buntu, cari jalan keluar yang kreatif. Jangan berhenti berolahraga karena merasa bosan atau karena malas olahraga sendiri. Cari teman yang mau joging bersama atau jadi anggota gym.